Selasa, 12 Oktober 2010

Even heroes have the right to bleed..



Ada hal yang sampai detik ini mengganggu pikiran saya. Beberapa hari belakangan ini, twitter saya dipenuhi berita tentang Bambang Pamungkas. Hampir seluruhnya berujung pada sebuah pertanyaan, "Apa rasanya dicemooh?". Bagi saya pribadi ini adalah pertanyaan retorik. Mengapa? Pernah anda bayangkan mendapati diri anda di tanya hal yang sama?

Saya akan sedikit mengulas pertandingan Indonesia melawan Uruguay. Pada menit 18, Indonesia berhasil mencetak gol ke gawang Uruguay melalui Boaz Sollosa. Gol tersebut begitu indah karena ia berhasil melewati jebakan off side trio pemain bertahan dan juga mengecoh penjaga gawang timnas Uruguay. 1-0 untuk Indonesia. Jangan pernah bayangkan reaksi penonton yang begitu gembira menyambut gol tersebut. Saya pun takjub seakan tak percaya, tim sekelas Indonesia yang peringkatnya jauh dibawah Uruguay berhasil unggul terlebih dahulu.


STOP DISITU!!

Coba putar kembali memori anda tentang gol tersebut. Apa yang anda lihat? Pemain timnas Indonesia bernomor punggung 20 yang memberikan umpan brilian kepada Boaz. Bambang Pamungkas berhasil mengecoh pikiran para pemain bertahan Uruguay terlebih dahulu. Bambang lah Master Mind dari gol tersebut. Anda pasti sudah melupakan umpan tersebut dalam hitungan detik setelah melihat gol dari Boaz.
Saat Bambang Pamungkas diganti dan skor semakir bertambah untuk keunggulan Uruguay, saya mendengar hal yang aneh. Cemooh terhadap dirinya dilakukan oleh para pendukung Tim Nas Indonesia. Jujur, saya terkejut. Timeline twitter pun penuh dengan opini prematur para komentator dadakan. "Bambang bodoh, dsb, dsb..".

Esokan harinya saya membaca sebuah twitt dari Bambang Pamungkas yang bagi saya sangat menyesakkan. Intinya berbunyi seperti ini, "Selama karir saya di TimNas, ini kali pertama saya dicemooh di SUGBK"
Pertanyaan saya setelah membaca twitt tersebut adalah, Pernahkah anda bertanding melawan tim musuh dan seluruh isi tempat pertandingan itu terus menerus mencemooh anda?
Atau saya bikin lebih mudah, pernah merasakan anda dicemooh oleh orang-orang yang dekat dengan anda (Contoh : Rumah, Kantor, Sekolah, Kuliah, dsb.) secara terus menerus?

Saya bukanlah pengamat sepakbola, namun saya lahir dari ayah yang menganggap sepak bola adalah segalanya. Beliau yang menularkan sepakbola ke dalam darah saya dan dua adik saya dan dari beliau pula saya banyak belajar.

Setiap pemain sepakbola memiliki karakter yang berbeda. Bagi saya Bambang Pamungkas adalah pemain dengan tipikal yang sangat berbahaya di area kotak pinalti. Heading nya terkenal sangat berbahaya.
Berbeda dengan Boaz yang memiliki kecepatan yang sangat tinggi, berbeda dengan Budi Sudarsono yang berani melakukan gocekan-gocekan terhdapa musuh.
Jangan pernah berpikir, "Ah, dia beda lebih bagus si itu.". Saya setuju dengan Ayah. Ia selalu berujar, "Maradona, Pele, Beckenbauer jaya pada masanya dan tidak akan pernah bisa disamakan dengan Messi, Christiano Ronaldo bahkan Rooney."
Sama dengan yang terjadi pada Bambang Pamungkas. Ia bukanlah Kurniawan D.J, pemain ex PSSI Primavera yang berguru di Itali. Ia juga bukan seorang striker seperti Noh Alam Shah asal Singapura. Ia adalah Bambang Pamungkas bagi saya, salah satu striker kebanggan Indonesia.
Mungkin anda muak dengan prestasi timnas Indonesia yang mandek belakangan ini. Namun, alangkah bijaknya tidak lagi menyalahkan satu orang pemain saja. Satu tim sepakbola terdiri dai 11 pemain. Jika anda menyalahkan 1 pemain saja, itu tidak adil bagi saya. Sama saja anda menganggap 10 pemain sisanya hanyalah pelengkap tim. Saya sangat setuju dengan quotes, "Player doesn't make a Team, A team does.".
Seorang BP, tidak akan pernah sanggup sendirian membawa timnya juara, mohon sadari itu.

Saya teringat dengan lirik lagu milik Five for Fighting yang berjudul Superman, potongan liriknya menjadi judul dari tulisan saya ini. Saya sangat setuju dengan kalimat tersebut, "Even heroes have the right to bleed.."
Mungkin BP sekarang beda dengan yang dulu, namun tidak ada salahnya jika kita mendukungnya dan menghargai jerih payahnya. Support ia sehingga performa bisa sedikit demi sedikit kembali seperti dulu kala. Tidak ada manusia yang sempurna, bukan? Dengan demikian seorang BP berhak untuk tampil buruk atau mungkin kelelahan, dsb. Hargai itu sebagaimana kita pun sering mengalami hal tersebut.

Percaya sama saya, bermain bola secara benar tidak semudah yang anda bayangkan. Mereka bermain jauh lebih baik dari kita yang hanya bisa berkomentar, psikis mereka lebih terpukul saat kalah daripada kita yang bahkan rela bertaruh atas negara ini dan ternyata kalah. Tidak mudah untuk berada di posisi seorang Bambang Pamungkas atau para atlet lainnya. Saya percaya mereka akan selalu berjuang demi Indonesia.

Semoga tulisan ini berguna bagi kita semua.

Mari terus mendukung seluruh atlet nasional kita tanpa terkecuali..
Demi Indonesia..